charather without name

banyak orang berdebat untuk mempertahankan kebenaran agama
banyak orang saling membunuh untuk menjaga nama baik agama
"tanpa"
menyadari dan mengenal sosok apa yang mereka sembah.



GOD is only a word
GOD is only a name of the object
GOD is a word to describe the bigest and powerful character

so there is no GOD but, only a "CHARACTER" without "NAME".


Tuhan hanyalah sebuah kata
Tuhan hanyalah sebuah nama dari object
Tuhan adalah kata untuk menggambarkan sesuatu sumber kekuatan terbesar

jadi "Tuhan" itu "tidak ada", tapi yang ada adalah "karakter" tanpa "nama".

besar dan berkuasa, memerintah dan layak tuk di agungkan, suci dan penuh kasih ini adalah ciri ciri karakter yang di gambarkan oleh manusia.


kekristenan

apakah pengaruh kerajaan kerajaan di jaman dahulu mengantar paradigma tentang :
  • Tuhan yang duduk di atas tahta.
  • Tuhan yang akan memerintah.
  • kerajaan sorga.
  • tari tarian,altar,seruling dan kecapi,dll.
apakah sosok Tuhan yang sebenarnya sama dengan apa yang kita gambarkan dalam pikiran manusia?

sebenarnya apakah Tuhan menuntut untuk disembah?
ataukah manusia sendiri yang memilih untuk menyembah?


conclusion :

ketika manusia mulai mengenal sesuatu, maka akan dilanjutkan dengan memilih sesuatu. semua itu untuk meneruskan perjalanan hidupnya.

dengan adanya suatu ajaran, aturan dalam menyembah Tuhan yang dijalankan oleh manusia maka terbentuklah agama. dengan terbentuknya agama maka setiap struktur dan sistem penerapan ajaran keagamaan maupun penyebaran ajaran agama semakin mudah.

manusia mempunyai banyak perbedaan di bumi yang luas ini ;

  • budaya
  • bahasa
  • bentuk
  • suku
  • negara
tetapi yang membuat perbedaan terlihat dalam kelompok besar adalah "AGAMA"


agama mengandung "ajaran mutlak" dan tidak ada "tawar menawar" didalamnya. perbedaan dalam jumlah besar tanpa mengenal budaya, bahasa, bentuk, suku, dan negara adalah agama.

ajaran : baik / buruk = kesetiaan > kebiasaan > ketekunan > gaya hidup

sesuatu yang tertanam di dalam pikiran manusia akan membentuk suatu titik ukur pencapaian impian jika sesuatu itu adalah filosofi/motifasi/filsafat/ajaran.

dengan adanya kesalahan, maka manusia tidak akan selalu benar tetapi manusia dapat menjadikan kesalahan sebagai sesuatu yang benar hanya dengan
filosofi/motifasi/filsafat/ajaran.

karena itu manusia harus berhadapan dengan :
  • pilihan
  • pertimbangan
  • masalah
  • tekanan
  • perbedaan

0 komentar:

Posting Komentar